Keluarga yang ikut merasakan atau turut berduka cita , ini tidak hanya di suku karo. Tetapi di semua kalangan suku maupun ras sudah menggunakan papan bunga sebagai adanya tanda suatu acara .
Jenazah tersebut di masukkan kedalam peti , untuk di bawakan ke jambur.
Setelah , jenazah itu di masukkan ke dalam peti , kemudian di doakan, yang dibawakan oleh pendeta dari gereja. Setelah itu baru jenazah tersebut di bawa ke jambur/tempat suku karo mengadakan acara kematian ataupun acara yang lainnya , yang secara formal.
Sebelum prosesi acara adat kematian di mulai, para sanak keluarga maupun cucu berfoto bersama dengan jenazah tersebut.
Sebagai dokumentasi acara .
Semua sanak keluarga dan cucu, mengungkapkan sepatah dua patah kata tentang kehidupan yang selama ini mereka jalani bersama jenazah dan meminta maap dan berharap mendapat tempat yang layak di sisi TUHAN.
Semua sanak keluarga yang ada , baik itu kalimbubu , sembuyak , teman meriah , anak beru , dan lain-lainnya menari. Tarian yang dilakukan sesuai dengan suasana acara.
Posesi acara adat diringi dengan alat-alat musik tradisional. Yaitu : Gendang Pengganak, Serunai, dan Gong.
Sebuah ritual dimana anak dan cucu diperkenalkan atau Runggu , yang diperkenalkan kepada semua kalimbum, sembuyak , anak beru, teman meriah, dan lain-lainya.
Memberikan sehelai kain diberangkatkan ke tempat pemakaman, atau didalam bahasa karo disebut “Nehken Dagangan Mentar”
Liturgi yang dilakukan oleh jemaat gereja yang berupa doa pemberkatan, mengkotbahkan firman TUHAN, bernyanyi secara bersama .
Setelah liturgi gereja selesai , kemudian jenazah di masukkan kedalam ambulance untuk dikebumikan di tempat pemakaman